“Sebelumnya
pernah kerja di bidang ini?.”
“Belum Pak,
paling cuman bersih-bersih biasa di rumah.”
“Kalau misalkan
ikut pendidikan dulu satu bulan hanya dikasih makan doang, bersedia tidak?.”
“Bersedia Pak!!.”
“Baiklah kalau
begitu, kalau kamu keterima nanti
Saya hubungi.”
“Terima kasih
Pak.”
Aku tinggalkan
ruang sempit itu, lesu rasanya, sepertinya kali ini pun Aku tidak akan
diterima. Untuk seorang lulusan Aliyah yang minim kemampuan seperti Aku, mendapatkan
kerja menjadi sesuatu yang teramat pelik, sementara berbagai lowongan pekerjaan
justru mencari pekerja berpengalaman.
Sebenarnya
keinginanku setelah lulus sekolah itu masuk kuliah, tetapi apa daya, Bapak yang
hanya karyawan pabrik biasa tidak menyanggupi untuk membiayaiku kuliah.
Mengikuti jejak Bapak masuk pabrik pun samasekali tidak ada dalam rencana
hidupku, gak mau pokoknya gak mau!!. Akibatnya, 2 tahun sudah Aku
menganggur. Ahh pekerjaan apapun akan Aku terima asalkan halal.
Tiba-tiba
langkahku terhenti tepat di depan masjid Daarrut Tauhiid, jam di tembok luar
menunjukkan pukul 10, Aku harus bergegas menuju tempat cetak foto untuk
mengambil pesanan cetak fotoku tadi siang harusnya sekarang sudah selesai.